Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Pengertian Hipotesa menurut Sutrisno Hadi adalah tentang
pemecahan masalah. Sering kali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya
hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari
jawaban melalui penelitian yang dilakukan.
Dari kedua pernyataan tersebut di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis adalah suatu dugaan yang perlu diketahui
kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin benar mungkin salah.
Jenis-jenis Hipotesa
Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesa penelitian
pendidikan dapat di golongkan menjadi dua yaitu :
1. Hipotesa Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesa
alternatif (Ha). Hipotesa kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X
dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
2. Hipotesa Nol (Null hypotheses) Ho. Hipotesa nol sering
juga disebut Hipotesa statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang
bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada
pemikiran diatas dapat penulis kemukakan bahwa dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis
kerja dan hipotesis nihil (nol).
Contoh Hipotesa yang diajukan dalam penulisan penelitian.
Hipotesis Kerja (H1)
” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika
tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap
Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.
Hipotesis Nihil (H0) ” Pembelajaran Matematika dengan
Penerapan Model Sinektiks tidak efektif dibandingkan dengan pembelajaran
matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi
Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.
Karakteristik Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya
mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada
di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah
ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas
mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik
:
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa
variable
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel
atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut
mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana
perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau
menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu
pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan
penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat
dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin
ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat
oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan
penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang
berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna
dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis
tersebut.
MENGUJI HIPOTESIS
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris,
yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti
harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita
mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus
menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk
menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau
perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan
statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti
harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian
sebagai usaha untuk mencari kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar